Bojonegoro — Didalam gedung de Dander Forest, turut Desa Dander, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tedengar suara gamelan gending – gending khas jawa kuno yang serasa lembut dan melirih mengiringi lantunan kidung dandang gulo dalam rangka pengukuhan Dewan Musyawarah Daerah (DMD) Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI) kabupaten Bojonegoro masa bakti 2024 – 2029, pada Minggu (11/8/24).
Acara pengukuhan dihadiri oleh Perwakilan Dewan Musyawarah Wilayah (DMW) Provinsi Jawa Timur, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bojonegoro Nurul Azizah, Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Bojonegoro Muji Martopo, serta tamu undangan dari berbagai Perkumpulan Penghayat Kepercayaan Kepada Tuhan YME yang tergabung didalam MLKI tersebut.
Pembukaan acara dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pembacaan teks Pancasila yang kemudian dilanjutkan untuk pengambilan sumpah para pengurus oleh Anang Yulianto selaku MLKI Jatim dalam pengukuhan.
“Saya mengucapkan selamat kepada semua pengurus yang telah dilantik untuk mengemban tugas yang tidak mudah ini, semoga semuaya bisa berjalan dengan sebaik-baiknya”, ungkap Anang Yulianto.
Lebih lanjut, Anang Yulianto menegaskan, “para penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME agar tetap sederhana dan andap asor atau rendah hati, penghayat kepercayaan adalah salah satu aset bangsa, jadi tidak perlu berkecil hati, harus bangga”, tegasnya.
Dalam sambutanya, Sekda Bojonegoro Nurul Azizah mengungkapkan bahwa mengingat luanya Kabupaten Bojonegoro ini kurang lebih 231 ribu hektar, sedang penduduknya sebanyak 1,3 juta jiwa, di dalamnya berisi banyak hal dan beraneka ragam agama maupun kepercayaan, maka yang diharapakan masyarakat adalah sebuah kesejukan atau kerukunan, kedamaian dan ketentraman.
“Harapan masyarakat Bojonegoro ini adem ayem, dan sejahtera. Apalagi hatinya para penghayat ini sejuk, tenang, damai dan tidak kemrungsung, dan mari kita bersinergi dengan pemerintah”, ungkap Sekda Bojonegoro, Nurul Azizah.
Selajutnya, Kejari Bojonegoro, Muji Martopo dalam sambutannya mengatakan bahwa pihaknya mengaku tidak asing lagi dengan yang namanya penghayat kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Ini adalah salah satu tugas saya sebagai pengawas keagamaan dan aliran kepercayaan tersebut, hal ini sudah jelas diakui oleh negara”, terangnya.
Perlu diketahui bahwa di Negara Republik Indonesia kususnya di Kabupaten Bojonegoro ini ada lima aliran yang diikuti para penghayat kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yakni Kapribaden, Sapto Darmo, Ngudi utomo, Perguruan Ilmu Sejati, dan Kumpulan Kemeluk Menyan. Sedangkan MKLI ini adalah merupakan suatu organisasi yang menjadi wadah perkumpulan penghayat aliran-aliran kepercayaan tersebut.
Seusai acara pengukuhan, Cipto Mulyono selaku Sekretaris MKLI Bojonegoro menyampaikan bahwa tercatat para penghayat dari Sapto Darmo memiliki lebih kurang 430 warga, lalu Kapribaden sebanyak 50an murid, Ngudi Utomo memiliki 300 penghayat, Kumpulan Kemeluk Menyan memiliki sekitar 30 murid, selanjutnya Perguruan Ilmu Sejati memiliki sekitar 1.400 murid tersebar diseluruh wilayah Kabupaten Bojonegoro. (Red)