Nasional

Evaluasi Kereta Tanpa Rel di IKN: Pelajaran Berharga Menuju Transportasi Ramah Lingkungan

hartonokomputer
11
×

Evaluasi Kereta Tanpa Rel di IKN: Pelajaran Berharga Menuju Transportasi Ramah Lingkungan

Sebarkan artikel ini
Img 20241229 202212

Pemerintah Indonesia terus berupaya menghadirkan inovasi dalam sektor transportasi. Salah satu langkah signifikan adalah pengujian Autonomous Rail Rapid Transit (ART), atau kereta tanpa rel, di Ibu Kota Nusantara (IKN). Upaya ini mencerminkan komitmen kuat untuk menciptakan sistem transportasi publik yang ramah lingkungan, efisien, dan futuristik.

Teknologi dan Keunggulan ART

ART adalah sistem transportasi hybrid yang menggabungkan keunggulan Light Rapid Transit (LRT) dengan bus otonom, tanpa memerlukan jalur rel fisik. Teknologi ini menggunakan baterai listrik, mendukung pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil, sekaligus mengurangi emisi karbon.

Dengan kapasitas hingga 324 penumpang dan kecepatan maksimal 40 km/jam, ART diharapkan menjadi solusi mobilitas perkotaan yang modern, hemat energi, dan inklusif. Selama uji coba di IKN, ART melayani rute strategis di Jalan Sumbu Kebangsaan Barat dan Timur, memberikan gambaran awal bagaimana sistem ini dapat diintegrasikan ke dalam ekosistem transportasi kota pintar.

Konsep POC Sejak Awal

Pendekatan Proof of Concept (POC) diterapkan sejak awal pengujian untuk memastikan bahwa hanya teknologi terbaik yang diterapkan di IKN. Konsep ini bukan sekadar evaluasi, tetapi bagian dari langkah strategis untuk menilai apakah teknologi tertentu memenuhi kriteria yang diinginkan.

Pengembalian unit ART ke pihak vendor adalah wujud konsistensi atas konsep POC tersebut. Ini bukan berarti pengujian sebelumnya dianggap gagal, melainkan langkah ini menunjukkan komitmen semua pihak untuk tidak melanjutkan teknologi yang belum memenuhi syarat. Pendekatan ini memastikan bahwa setiap pengambilan keputusan didasarkan pada evaluasi mendalam demi masa depan transportasi IKN yang lebih baik.

Img 20241229 202147Evaluasi dan Tantangan

Hasil uji coba ART menunjukkan bahwa sistem otonom ini masih memerlukan sejumlah penyempurnaan untuk mencapai standar operasional yang diharapkan. Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Mohammed Ali Berawi, mengungkapkan bahwa kereta ini akan dikembalikan ke Tiongkok untuk dilakukan penyesuaian teknologi lebih lanjut.

Kementerian Perhubungan menegaskan bahwa seluruh biaya uji coba ditanggung oleh pihak vendor, sehingga negara tidak menanggung kerugian finansial. Langkah ini menunjukkan pendekatan yang hati-hati dalam memastikan teknologi yang dipilih benar-benar sesuai dengan kebutuhan jangka panjang IKN.

Kritik dan Klarifikasi

Meski ART menawarkan potensi besar sebagai solusi transportasi ramah lingkungan, kritik tetap muncul, khususnya dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi). Mereka menyoroti bahwa meskipun menggunakan baterai listrik, ART masih memiliki jejak karbon. Proses produksi energi untuk mengisi baterai, serta pengelolaan limbahnya, dinilai berpotensi memberikan dampak negatif terhadap lingkungan.

Namun, target net zero carbon IKN 2045 tidak berarti teknologi yang digunakan harus sepenuhnya bebas karbon, melainkan memastikan emisi karbon yang dihasilkan dapat diminimalkan dan diimbangi. Net zero carbon adalah sigma dari emisi yang tersisa dan upaya penyerapan karbon, seperti reforestasi, restorasi lahan gambut, atau penggunaan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS). Dengan pendekatan ini, aktivitas yang masih menghasilkan karbon tetap dapat diimbangi melalui strategi mitigasi yang terintegrasi.

Kritik tersebut menjadi pengingat penting bahwa inovasi teknologi harus mempertimbangkan keberlanjutan dari seluruh siklus hidupnya, mulai dari produksi bahan baku hingga pengolahan limbah. Dengan evaluasi yang menyeluruh, ART dapat menjadi bagian dari solusi transportasi yang tidak hanya efisien dan modern, tetapi juga selaras dengan visi keberlanjutan IKN.

Pelajaran Berharga Menuju Transportasi Cerdas

Pengalaman dalam menguji dan mengevaluasi ART memberikan pelajaran penting bagi pengembangan sistem transportasi cerdas di IKN. Proses ini menunjukkan keberanian pemerintah untuk mencoba teknologi baru, sekaligus mengambil langkah korektif ketika diperlukan.

IKN bukan hanya simbol pemerataan pembangunan, tetapi juga arena eksperimen untuk membangun transportasi masa depan yang hijau dan berkelanjutan. Dengan komitmen terhadap keberlanjutan, efisiensi, dan keselamatan, IKN dapat menjadi model bagi kota-kota lain di Indonesia dalam menghadirkan solusi mobilitas hijau bagi generasi mendatang.

Keberanian untuk belajar, berinovasi, dan memperbaiki adalah kunci membangun ekosistem transportasi masa depan yang cerdas, aman, dan ramah lingkungan.

( tim-red Firda IKN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *